• Strategi Penurunan Susut Teknik Distribusi



    SUSUT DISTRIBUSI

    Pengertian Susut
              Secara sederhana susut ditribusi adalah selisih antara kWh Produksi dan kWh Jual dalam suatu sistem distribusi. Selisih kWh ini merupakan energi listrik yang terbuang selama proses mulai dari pembangkitan atau sisi sekunder Gardu Induk  sampai dengan APP pelanggan.

    Penyebab Susut
              Pada sistem distribusi ada dua penyebab terjadinya susut yakni susut teknik dan susut non teknik. Susut teknik disebabkan oleh kondisi internal sistem sedangkan susut non teknik lebih disebabkan oleh pengaruh eksternal.
    1.  Penyebab Susut Non Teknik
    Beberapa penyebab susut non teknik antara lain : Pencurian listrik, Kesalahan Baca Meter, Kesalahan alat pengukuran dan lain lain yang kesemuanya merupakan bagian eksternal dari sistem.
    Pada sistem distribusi , pencurian listrik ini sangat banyak modusnya mulai dari yang mencantol langsung sampai dengan yang menggunakan peralatan khusus. Untuk meminimalisir pencurian listrik ini dilakukan pencegahan secara persuasif dengan pemberitahuan kepada mayarakat mengenai akibat dari pencurian listrik baik melalui media maupun dengan sosialisasi langsung. Kemudian juga dilakukan secara korektif yakni pelaksanaan penertiban penggunaan Tenaga listrik (P2TL) dengan intensitas dan akurasi yang tinggi.
    Kesalahan baca meter menyebabkan ketidak sesuaian antara jumlah kWh yang digunakan pelanggan dengan yang tercatat. Jika yang digunakan ternyata lebih besar dari yang tercatat maka selisihnya tentu akan menjadi susut. Sudah banyak upaya ynag dilakukan untuk menganggulangi masalah ini meskipun sampai sekarang belum selesai. Mulai dari pembinaan dan pelatihan SDM yang terlibat dalam proses baca meter sampai dengan penerapan beberapa aplikasi dan metoda baca meter.
    Kesalahan alat pengukuran menyebabkan energi yang terukur tidak sesuai dengan energi yang digunakan oleh pelanggan. Hal ini bisa disebabkan oleh kWh meter, wiring, CT/PT, kesalahan faktor kali dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah ini biasanya dilakukan penggantian kWh berkala dan pemeriksaan rutin untuk pelanggan-pelanggan pengukuran tidak langsung.
    Disamping ketiga hal di atas masih banyak lagi penyebab susut non teknik yang pada prinsipnya menjadi faktor eksternal sistem.

    2.  Penyebab Susut Teknik
    Penyebab susut teknik dapat dilihat dari persamaan susut teknis sendiri yaitu : Ploss= I²Rt atau biasa disebut IRIT. Komponen utama dari persamaan tersebut adalah I (Ampere) yakni besarnya arus beban yang mengalir pada sistem distribusi dan R (Ohm) yakni besarnya nilai tahanan penghantar pada suatu sistem distribusi.
    Arus beban dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni besarnya beban itu sendiri dan faktor daya (Cosø) beban.
    Faktor besarnya beban tergantung pada beban yang disuplay sedangkan pengaruh faktor daya (Cosø) beban dapat dijelaskan sebagai berikut :
    Sebagaimana diketahui bahwa arus beban (I) pada persamaan diatas adalah arus beban daya semu. Arus beban daya semu ini terdiri dari arus beban daya aktif IR  dan arus beban daya reaktif IX. Sedang arus reaktif IX  merupakan penjumlahan secara vektor dari arus induktif IXL dan arus kapasitif IXC. Sehingga persamaannya dapat dituliskan :
    I ² = IR ² + ( IXL - IXC ) ²
    Semakin baik Cosø beban maka arus yang mengalir untuk mensuplay daya aktif yang sama akan semakin kecil karena nilai IX akan semakin kecil. Sebagai contoh jika kita mensuplay beban aktif 400 watt dengan sumber tegangan 220 Volt. Maka untuk Cosø 0,75 arus yang mengalir sebesar 2,42 Ampere sedangkan untuk Cosø 0,95 arus yang mengalir sebesar 1,91 Ampere.

    Penyebab kedua dari persamaan susut teknik di atas  adalah besarnya tahanan penghantar (R). Besarnya nilai tahanan ini dipengaruhi oleh jenis, panjang, dan  luas penampang penghantar. Misalnya jenis penghantar tembaga (Cu) mempunyai tahanan yang lebih kecil dibandingkan Aluminium (Al). Demikian pula semakin panjang atau semakin kecil penampang penghantar maka akan semakin besar nilai tahanan dari suatu jaringan.  
             
    Pemetaan Susut Teknik pada Sistem Distribusi
    Pemetaan susut teknik pada sistem distribusi biasanya dibagi tiga bagian yakni susut TM, susut trafo distribusi, dan susut TR. Untuk membuat pemetaan tersebut secara sederhana, kita dapat membuat analisa susut pada sebuah jaringan distribusi ideal yang terdiri atas JTM, Gardu Distribusi , dan JTR.
    Misalnya sebuah sistem jaringan distribusi yang ideal dan seimbang terdiri atas JTM dengan penghantar A3C 3x150 mm² sepanjang 30 kms, mempunyai 30 gardu distribusi 3 phasa 100 kVA dengan beban 75 %, setiap gardu distribusi terdiri atas 2 jurusan LVTC 3x70+50 mm² masing-masing 0,5 kms dengan beban yang sama dan seimbang, dan setiap jurusan melayani 50 SR TIC 2x10 mm² dengan beban masing-masing sama.
    Perhitungan susut pada sisi TM dan sisi TR dilakukan dengan metoda beban merata, dengan persamaan: Ploss=0,5x3xI²xRxT Watt. Pada sisi SR dilakukan dengan metoda beban terpusat 1 phasa 2 urat yakni: Ploss=2xI²xRxT Watt. Dimana I dalam Ampere, R dalam Ohm/km, dan T dalam jam.
    Untuk perhitungan pada sisi trafo ditribusi dilakukan dengan metoda sbb:
    Rugi inti trafo 3 phasa 100 kVA sesuai SPLN adalah sebesar 210 watt
    Rugi belitan sebesar Ploss=3xI²xRxT Watt
    Untuk memperoleh nilai R pada trafo dengan langkah sebagai berikut :
         
    Rugi beban max  sesuai SPLN D3.002-1:2007 untuk trafo 100 kVA = 1420
    Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
    Susut pada sisi TM dan TR selama sebulan dengan FB 0,7
    Sisi Perhitungan
    Arus (Ampere)
    Panjang penghantar (kms)
    Tahanan (Ohm/kms)
    Faktor beban
    Jumlah jam sehari
    Jumlah hari sebulan
    Jumlah line
    Susut Teknik (kW)
    TM
    87,25206
    30
    0,2162
    0,7
    24
    30
    1
           37.329
    TR
    41,96828
    0,5
    0,437
    0,7
    24
    30
    60
           17.457
    SR
    2,518097
    0,025
    2,36
    0,7
    24
    30
    3000
             1.131



    Susut pada sisi Trafo Distribusi selama sebulan dengan FB 0,7
    Sisi Perhitungan
    Rugi inti (Watt)
    Rugi Belitan (Watt)
    Faktor beban
    Jumlah jam sehari
    Jumlah hari sebulan
    Jumlah Trafo
    Susut Teknik (kW)
    Rugi belitan
    0
    120,11499
    0,7
    24
    30
    30
         1.816
    Rugi inti
    630
    0
    1
    24
    30
    30
         13.608

    Total Beban selama sebulan pada sistem di atas jika faktor daya (Cosф) sebesar 0,95 adalah :
    P=ExIxCosфxFBxT
    P=20.000 x 87,252 x 0,95 x 24 x 30 =1.447.173.000 watt = 1.447.173 kW
    Total susut sebesar 71.342 kW atau sebesar 4,93 %
    Jika dipresentasikan untuk masing masing sisi adalah sebagai berikut :
    Susut TM sebesar 2,59 %,
    Susut Trafo Distribusi sebesar 1,06 %
    Susut TR sebesar 1,28 %

    Dari analisa perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa dengan kondisi sisitem distribusi yang ideal masih ada susut sebesar 4,3 %. Sehingga dapat dipastikan bahwa kondisi di lapangan pasti akan lebih besar karena susut teknik yang timbul akibat lain seperti loss contact pada sambungan, ketidakseimbangan beban, SR seri banyak, belum dihitung.
    Demikian pula dengan jaringan yang tidak ideal, misalnya terlalu panjang, penampang penghantar yang kecil dan sebagainya. Sebagai contoh untuk sistem di atas, jika penghantar TM penampangya 70 mm², maka susutnya akan        menjadi 7,2 %.

    Perbaikan susut teknis ini dilakukan dengan melihat kondisi jaringan dengan mengacu pada persamaan susut di atas. Pada tahap awal adalah menyelesaikan peneyebab susut yang tidak masuk pada perhitungan di atas seperti loss contact pada sambungan, ketidakseimbangan beban, SR seri banyak dan lain-lain. Tahap berikutnya adalah mengupayakan agar setiap penyulang bisa ideal seperti contoh di atas.
    Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat
    Terima kasih
    Wassalam
    Alimuddin

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.