BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Losses adalah susut energi yang terjadi
selama pendistribusian tenaga listrik mulai dari pembangkitan sampai dengan APP
pelanggan. Penekanan susut ini menjadi kinerja utama di PLN sebagai perusahaan
utama penyedia tenaga listrik dalam upaya peningkatan efesiensi dan performa pelayanan.
Susut terdiri atas susut teknik dan susut non
teknik. Pada sistem distribusi susut non teknik dapat
bersumber dari adanya pencurian listrik, kesalahan baca meter, kurang tertibnya
penggantian kWh meter berkala dan lain lain. Pada umumnya susut non teknik ini
merupakan faktor eksternal sistem. Sedangkan susut teknik bersumber dari faktor
internal sistem yakni besar dan jenis beban serta panjang, luas penampang, dan
jenis penghantar yang digunakan. Hal tersebut dapat dilihat dari persamaan umum
untuk susut energi yakni P = I²R.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
menekan susut teknik pada sistem distribusi yang pada prinsipnya dengan cara mengurangi
beban (I) dan mengurangi nilai tahanan (R). Contoh pengurangan beban antara
lain dengan pemasangan trafo sisipan, membangun feeder baru dan penyeimbangan
beban trafo distribusi.
Sedangkan pengurangan nilai tahanan antara lain dengan Uprating JTM,
Uprating JTR, Penggantian konektor, dan lain lain.
Penyeimbangan beban trafo distribusi
adalah salah satu upaya penekanan susut yang cukup penting dan strategis karena
upaya ini disamping tidak membutuhkan biaya yang tinggi juga sifatnya harus
berkelanjutan. Untuk itu dibutuhkan metode yang efektif, komprehensif dan
kontinuitif.
1.2.
Maksud Dan Tujuan
a. Menekan
susut teknis akibat ketidak seimbangan beban trafo distribusi.
b. Menemukan metoda yang tepat untuk penyeimbangan beban trafo distribusi pada segmen pelanggan
tertentu.
c. Pemeliharaan sambungan/titik sadapan
pelanggan.
d. Memperoleh data yang akurat mengenai fasa penyambungan tiap Pelanggan.
BAB II
PERMASALAHAN
1.
Ketidakseimbangan
beban trafo distribusi memberikan kontribusi susut yaitu dengan
mengalirnya arus In melalui penghantar Netral dan Pentanahan.
2.
Ketidakseimbangan beban trafo distribusi juga dapat menyebabkan kerusakan pada Trafo
Distribusi akibat over load pada salah satu fasanya.
3.
Dalam
pelaksanaan penyeimbangan beban trafo ditemukan kendala akibat sifat beban yang dinamis dan fluktuatif sehingga selalu berubah setiap saat.
4.
JTR
yang terpasang dari Low Voltage Twisted Cable (LVTC) sehingga titik sadapan atau pengambilan fasa dari setiap SR tidak
bisa ditentukan secara visual untuk itu petugas harus memanjat setiap tiang untuk
mencari fasa yang akan dipindahkan.
BAB III
PERSOALAN
Persoalan utama dari penyeimbangan beban trafo
distribusi ini adalah bagaimana menemukan metoda efektif, komprehensif dan
kontinuitif serta tepat untuk digunakan
pada sistem dengan penghantar LVTC.
BAB IV
PRA ANGGAPAN
Metoda penyeimbangan beban trafo dengan
menggunakan pemakaian kWh pelanggan sebagai parameter untuk pembagian beban per
fasanya ini dapat digunakan untuk mengatasi persoalan penyeimbangan beban trafo
tersebut. Dengan melihat
karakteristik beban pada segmen pelanggan tertentu seperti pedesaan dan kota
kecil yang modelnya hampir sama, kita dapat menggunakan parameter pemakaian kWh
pelanggan sebagai dasar untuk membagi fasa dari satu asuhan gardu distribusi.
Metoda ini memungkinkan kita merencanakan pembagian fasa secara keseluruhan
sebelum dilaksanakan di lapangan sehingga pelaksana tidak perlu mencari fasa yang akan dipindahkan. Adapun hasil akhir dari
metoda ini adalah beban yang seimbang dan data sadapan fasa yang komprehensif
dari seluruh pelanggan pada satu asuhan gardu distribusi.
FAKTA YANG MEMPENGARUHI
5.1. Sistem 3 fasa
Sistem 3 fasa adalah metode umum yang
dipakai untuk menyalurkan tenaga listrik yang merupakan salah satu tipe dari
sistem polifasa (fasa Banyak). Pada sistem 3 fasa bisa menggunakan kawat netral
maupun tanpa kawat netral atau lebih dikenal dengan istilah 3 fasa 4 kawat
untuk yang menggunakan kawat netral dan 3 fasa 3 kawat yang tanpa kawat netral.
|
|
|||||
|
|||||
Gambar 5.1. sistem 3 fasa umum dengan urutan ABC
Pada gambar diatas tampak bahwa
terdapat perbedaan sudut sebesar 2/3p radians atau sebesar 120o
antar fasanya. Secara mendasar persamaan sudut untuk gelombang seperti yang
tampak pada gambar 1-(b) adalah sebagai berikut :
Misal
: besar sudut adalah = x
Maka
x = 2pft
Dimana
f adalah frekuensi dan t adalah waktu
Apabila
kita memasukkan persamaan (2) ke dalam persamaan tegangan maka akan dihasilkan
rumus dasar untuk tegangan perfasa adalah sebagai berikut :
Dimana nilai A adalah amplitudo atau
tegangan tertinggi pada Fasa 1, 2 dan 3.
5.2.Sistem 3 Fasa Beban Seimbang
Pada beban yang seimbang hubungan
bintang empat kawat seperti pada jaringan distribusi tegangan rendah arus yang
mengalir pada setiap beban sama besarnya, baik
besar maupun sudutnya. Seperti
terlihat pada gambar di bawah. Arus yang mengalir pada impedansi-impedansi
adalah juga arus yang mengalir pada saluran.
Misalnya jika diketahui impedansi tiap beban sama ( ZR = ZS = ZT ) sebesar
20 30° Ω , tegangan fasa-fasa saluran
sebesar 380 V dan tegangan fasa netral sebesar 380/√3 = 220 V maka besarnya
arus yang mengalir pada tiap tiap saluran dapat dihitung.
Jika tegangan VRN diambil sebagai referensi maka VRN = 220 0° V ,
maka VSN = 220 120° V
, dan VTN = 220 -120° V
Maka
besarnya IN dapat dihitung :
Gambar fasor dari tegangan dan arus dari
system tiga fasa yang dihubungkan dengan
beban seimbang seperti pada gambar berikut :
Gambar 5.2. Gambar fasor beban seimbang
Dalam
pelaksanaannya pengambilan data pengukuran dilakukan dengan mengukur besarnya
arus dan cos Ф beban pada tiap jurusan, sedang besarnya sudut cos Ф beban
merupakan lawan/konjugat dari sudut arus. Misalnya cos Ф beban = 0.8, maka
Ф=36.86° sehingga sudut arus =-36.86°
Misalnya
pada contoh di atas arus lagging berarti factor beban positif ( beban induktif
) seperti gambar berikut :
Gambar beban induktif Gambar arus lagging terhadap tegangan
Gambar
5.3. Gambar beban dengan arus tertinggal
terhadap tegangan
5.3.Sistem 3 Fasa Beban Tidak Seimbang
Jika terjadi beban tidak seimbang pada jaringan
distribusi tegangan rendah maka pada penghantar netral akan mengalir arus
listrik. Hal ini akan mempertahankan magnitudo tegangan ke titik netral yang
melintasi setiap fasa ke beban. Arus-arus saluran tidak sama
dan arus pada diagram fasor tidak memiliki simetri.
Misalnya:
Data Beban 3 fasa 160 kVA
Pada fasa R terukur arus sebesar 146 Amp dengan
cos Ф 0.85 ;
fasa S dengan arus sebesar 93 Amp cosФ 0.90;
fasa T dengan arus sebesar 126 Amp dengan cosФ 0.87
Dengan menjadikan fasa R sebagai referensi maka
kita dapat menetukan besarnya arus dan sudut untuk tiap fasa sbb:
Untuk fasa R : Ф = acos 0.80° = 18,19° , maka
Untuk fasa S : Ф = acos 0,90° = 26° , maka
Untuk fasa T : Ф = acos 0,87° = 29,54° , maka
Pada kondisi tidak seimbang tersebut
ada arus yang mengalir pada penghantar netral dengan persamaan simpul arus
sebagai berikut :
IN + IR + IS + IT = 0
-IN = IR + IS + IT
Gambar fasor dari tegangan dan arus dari
system tiga fasa yang dihubungkan dengan
beban tidak seimbang seperti pada gambar berikut :
Gambar 5.4. Diagram Phasor Sistem 3 Fasa beban
tidak seimbang
Karena pada beban tidak seimbang
akan muncul arus netral maka persamaan untuk vector diatas adalah :
IN = IR + IS
+ IT ≠ 0
5.4.
Losses (Susut Energi) pada Sistem 3 Fasa Tidak Seimbang
Dengan munculnya arus pada kawat netral maka akan mengakibatkan susut
energi yang terbuang di sepanjang penghantar netral pada
JTR dan pada pembumian (earthing road ) yakni tahanan
antara penghantar pembumian dan bumi. Besarnya susut energi sebesar ;
P = I² x R x T x (wh)
Dimana :
R = Tahanan Penghantar Netral atau pembumian
I = Besarnya Arus yang mengalir (Amp)
t = waktu (jam)
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Umum
Masih banyaknya trafo distribusi
yang tingkat ketidakseimbangan bebannya cukup tinggi memerlukan perhatian yang serius untuk penanganannya.
Dampak dari ketidak seimbangan beban trafo ini disamping menyumbang susut
teknis juga dapat memperpendek umur trafo yang tentu saja mempengaruhi kualitas
pelayanan.
Beban pada sistem distribusi selalu berubah baik
karena pertumbuhan maupun karena pola dan jenis penggunannya. Pola pembebanan
ini tidak sama pada setiap segmen pelanggan misalnya pelanggan kota besar,
pelanggan sentra industri atau pelanggan pedesaan. Dalam menentukan metode penyeimbangan beban trafo distribusi sebaiknya
memperhatikan sifat beban tersebut.
6.2.Kondisi Pembebanan di Pedesaan atau Kota Kecil
Kondisi pembebanan pada sebagian
daerah khususnya di pedesaan
atau kota kecil yang sebagian besar pelanggannya adalah rumah tangga mempunyai grafik pembebanan yang hampir seragam. Hal
tersebut disebabkan karena pelanggan rumah tangga yang pemakaiannya relatif
konstan setiap harinya.
Gambar 6.1. Contoh gambar grafik pembebanan harian
Dengan kondisi beban seperti itu
memungkinkan untuk menentukan konstruksi beban dari tiap pelanggan pada suatu
asuhan gardu distribusi melalui parameter tertentu. Salah satu paramater yang
paling mendekati adalah pemakaian energi (kWh) perbulannya. Parameter beban ini menunjukkan
berapa kontribusi beban yang
diberikan setiap pelanggan pada suatu asuhan Gardu Distribusi. Dengan menggunakan formula sederhana
pada Microsoft Exel diperoleh data sebagai berikut :
KONTRIBUSI BEBAN DILIHAT DARI
PEMAKAIAN KWH / BULAN
|
Data di atas dapat menunjukkan besarnya
arus (Ampere) yang mengalir pada setiap
sambungan pelayanan (SR) pelanggan sehingga kita tidak perlu mengukur pada tiap
SR di tiang. Data ini memudahkan kita untuk membuat perencanaan pembagian beban
trafo distribusi secara komprehensif.
6.3.
Metoda Penyeimbangan Beban Trafo
Distribusi dengan Menggunakan Pemakaian kWh Pelanggan sebagai Parameter untuk
Pembagian Fasa
Penyeimbangan beban trafo distribusi ini
dilaksanakan pada asuhan gardu distribusi GYT AQ 3 fasa 100 kVA Sinyonyoi.
Asuhan GD ini terdiri atas dua jurusan yakni line A dan Line C. Kondisi pelanggan pada asuhan GD tersebut
sesuai dengan kriteria pada metoda ini. Dimana pelanggannya sebagian besar
merupakan pelanggan rumah tangga.
Metoda ini dilakukan dengan merencanakan dan menetapkan
ulang titik sadapan dari seluruh pelanggan pada asuhan gardu distribusi tersebut. Parameter/nilai yang digunakan untuk
penetapan tersebut adalah pemakaian kWh pelanggan per bulannya sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan alat ukur (Power Logger) untuk
mengukur beban selama 24 jam sebelum diseimbangkan
2. Pembuatan rayon card asuhan gardu
Distribusi
3. Pengambilan data pemakaian kWh pelanggan
4. Pengolahan data untuk merencanakan dan
menentukan titik sadapan fasa
5. Pelaksanaan pemindahan fasa di lapangan
6. Pengukuran beban setelah penyeimbangan
dengan Power Logger.
7. Analisa hasil pelaksanaan pekerjaan
penyeimbangan beban trafo.
6.3.1.
Pemasangan Power Logger untuk Pengukuran Beban
Selama 24 jam Sebelum Penyeimbangan Beban Dilaksanakan.
Pemasangan alat ukur dilakukan pada masing-masing
jurusan dari asuhan gardu yakni line A dan line C. Alat ukur Power Logger dapat
merekam data pengukuran selama 24 jam dan bisa diatur dengan record tiap 1 jam
atau tiap 30 menit. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh data sebagai
berikut :
Gambar 6.2. grafik ketidakseimbangan beban
trafo GYT-AQ
Dari
gambar diatas nampak bahwa ketidak seimbangan beban masih sangat besar
sehingga perlu diseimbangkan.
6.3.2.
Pembuatan Rayon Card Asuhan Gardu
Distribusi
Gambar Rayon Card mutlak diperlukan untuk
mengetahui posisi pelanggan-pelanggan pada satu asuhan gardu ditribusi. Caranya
dengan menggambar dan membuat data rayon.
Langkah awal menggambar dengan menjadikan nomor
idpel masing-masing pelanggan sebagai identitas pada gambar. Seperti terlihat
pada gambar berikut :
Gambar 6.3. Rayon Card awal dengan idpel
sebagai identitas
Kemudian gambar dirubah dengan identitas
nomor urut untuk mempermudah pengolahan datanya. Seperti gambar berikut :
Gambar 6.4. Rayon Card awal dengan Nomor
urut sebagai identitas
6.3.3.
Pengambilan Data Pemakaian kWh Pelanggan
Data pemakaian kWh pelanggan untuk pelanggan pasca
bayar diambil pada data simpel. Nilai kWh yang diambil adalah rata-rata dari
pemakain tiga bulan terakhir. Sedangkan untuk pelanggan prabayar datanya
diambil pada rata-rata pembelian token tiga bulan terakhir yang dikonversi
kedalam nilai kWh.
6.3.4.
Pengolahan Data untuk Merencanakan dan
Menentukan Titik Sadapan fasa
Data kWh pelanggan asuhan gardu distribusi
tersebut selanjutnya dikelola dengan Microsoft Excel. Data dimasukkan pada
tabel yang terdiri atas :
a. No. Tiang
b. No. Idpel Pelanggan
c. No. Rayon card pelanggan
d. Pemakaian kWh Pelanggan per bulan
e. Fasa R, S dan T
Nomor tiang, Nomor Idpel dan Nomor Rayon
Card dimasukkan sesuai yang ditetapkan pada gambar. Kemudian data pemakaian kWh
dimasukkan ke masing-masing pelanggan. Nilai kWh ini kemudian dimasukkan pada
masing-masing fasa sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan jumlah kWh
total dari masing-masing fasa yang diatur seimbang. Seperti terlihat pada tabel
berikut :
PEMBAGIAN FASA SADAPAN SR
|
|||||||
JURUSAN A
|
|
|
|||||
NO URT
|
|
|
ID_PEL
|
kWh
terpakai / Bln
|
FASA R
|
FASA S
|
FASA T
|
N0
TIANG
|
NO. SR
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
A01
|
01
|
50019
|
191
|
|
191
|
|
2
|
|
02
|
50113
|
79
|
|
79
|
|
3
|
A02
|
03
|
50156
|
12
|
|
12
|
|
4
|
|
03A
|
51442
|
169
|
|
169
|
|
5
|
|
04
|
50021
|
50
|
|
|
50
|
6
|
|
05
|
50027
|
192
|
|
|
192
|
7
|
A03
|
06
|
50167
|
338
|
338
|
|
|
8
|
|
06A
|
50093
|
134
|
134
|
|
|
9
|
|
07
|
50045
|
217
|
|
217
|
|
10
|
|
08
|
50032
|
229
|
|
229
|
|
57
|
|
31B
|
|
50
|
50
|
|
|
|
12 TIANG
|
57 SR
|
JUMLAH
|
6956
|
2290
|
2336
|
2330
|
|
Tabel 6.1. Pembagian fasa dengan pemakaian
kWh meter sebagai parameter
Dari tabel diatas dapat dilihat pembagian
fasanya, misalnya untuk pelanggan nomor 1, 2 dan 3 disambung pada fasa S.
Penentuan ini yang akan menjadi acuan pelaksanaannya di lapangan.
6.3.5.
Pelaksanaan Pemindahan Fasa di Lapangan
Pelaksanaan penyeimbangan beban
dilakukan dengan mengikuti penetapan fasa titik sadapan seperti pada tabel
diatas. Misalnya untuk pelanggan dengan nomor rayon card : 001, 002, 003 disambung pada
fasa S, demikian seterusnya. Petugas menyisir seluruh tiang yang ada
pada asuhan gardu distribusi GYTAQ. Dalam pelaksanaannya disamping jointing
pada sambungan SR, sambungan pada percabangan JTR juga perlu diperhatikan. Pada
titik percabangan JTR tersebut kadang jointing fasanya tertukar. Misalnya fasa
R (garis 1) disambung ke fasa S (garis 2) sehingga mengacaukan rencana
penyeimbangan yang dilakukan. Terkadang juga ditemukan sambungan fasa yang
sudah sesuai dengan rencana sehingga cukup dikuatkan jointingnya untuk
pemeliharaan.
6.3.6.
Pengukuran Beban Setelah Pelaksanaan Penyeimbangan
dengan Power Logger
Setelah
pelaksanaan penyeimbangan beban kembali dilakukan pengukuran dengan
Power Logger selama 24 jam. Data ini digunakan sebagai dasar untuk menganalisa
dan membandingkan dengan hasil pengukuran sebelum pelaksanaan pekerjaan.
6.3.7.
Analisa Hasil Pekerjaan Penyeimbangan
beban trafo
Analisa dilakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan. Perbandingan dibuat pada
masing-masing jurusan untuk mengetahui deviasi atau selisih arus netral yang
mengalir pada penghantar jurusan. Sedangkan untuk mengetahui ketidakseimbangan
trafo secara keseluruhan total beban masing-masing fasa R, S, dan T dijumlahkan
secara vektor. Total Arus netral pada penjumlahan tersebut juga dapat digunakan
untuk mencari besarnya susut dari arus netral yang mengalir ke tanah.
6.3.7.1.
Perbandingan Arus netral dan ketidakseimbangan Line A dan Line C
GT. GYT-AQ (Kajian Kelayakan Operasional)
Hasil pengukuran dengan Power Logger sebelum dan
sesudah pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
LINE A
GYT-AQ
WAKTU
|
Sebelum Penyeimbangan
|
Setelah Penyeimbangan
|
||||||
R
|
S
|
T
|
N
|
R
|
S
|
T
|
N
|
|
11:49
|
5,70
|
17,00
|
34,00
|
24,67367
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
12:19
|
5,38
|
15,00
|
32,00
|
23,347043
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
12:49
|
5,38
|
16,00
|
44,00
|
34,556394
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
13:19
|
6,56
|
18,00
|
40,00
|
29,437282
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
13:49
|
7,14
|
20,00
|
41,00
|
29,604723
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
14:19
|
7,92
|
17,00
|
35,00
|
23,872294
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
14:49
|
6,88
|
15,00
|
35,00
|
25,066599
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
15:19
|
4,78
|
14,00
|
30,00
|
22,102679
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
15:49
|
4,54
|
18,00
|
30,00
|
22,061088
|
17,95
|
19,27
|
16,51
|
2,390983
|
16:19
|
5,23
|
12,00
|
32,00
|
24,108772
|
16,19
|
21,96
|
21,26
|
5,453797
|
16:49
|
7,16
|
14,00
|
29,00
|
19,349046
|
19,14
|
20,62
|
19,32
|
1,398714
|
17:19
|
8,71
|
17,00
|
29,00
|
17,669298
|
17,8
|
20,71
|
24,27
|
5,612602
|
17:49
|
9,55
|
14,00
|
35,00
|
23,542568
|
25,91
|
21,96
|
23,9
|
3,420979
|
18:19
|
13,61
|
17,00
|
39,00
|
23,876183
|
23,59
|
23,31
|
31,28
|
7,833754
|
18:49
|
10,02
|
21,00
|
57,00
|
42,565719
|
29,48
|
23,31
|
33,68
|
9,034539
|
19:19
|
10,02
|
23,00
|
60,00
|
44,919265
|
25,43
|
21,96
|
32,18
|
9,001439
|
19:49
|
9,85
|
24,00
|
65,00
|
49,612221
|
27,95
|
21,51
|
36,82
|
13,3144
|
20:19
|
10,17
|
21,00
|
64,00
|
49,315098
|
28,81
|
21,96
|
34,28
|
10,69172
|
20:49
|
10,41
|
22,00
|
64,00
|
48,837569
|
28,42
|
24,21
|
29,81
|
5,050554
|
21:19
|
11,10
|
23,00
|
62,00
|
46,116266
|
23,41
|
20,92
|
29,64
|
7,779826
|
21:49
|
12,00
|
19,00
|
59,00
|
43,920383
|
21,97
|
19,27
|
25,81
|
5,692416
|
22:19
|
9,00
|
20,00
|
55,00
|
41,605288
|
19,59
|
21,36
|
22,36
|
2,429588
|
22:49
|
8,00
|
23,00
|
45,00
|
32,233523
|
20,17
|
18,07
|
18,62
|
1,886134
|
23:19
|
9,00
|
17,00
|
48,00
|
35,679126
|
17,69
|
17,89
|
18,23
|
0,472864
|
23:49
|
8,00
|
15,00
|
41,00
|
30,116441
|
15,1
|
17,03
|
17,37
|
2,120542
|
0:19
|
9,00
|
13,00
|
38,00
|
27,221315
|
16,75
|
18,37
|
16,17
|
1,974943
|
0:49
|
10,00
|
16,00
|
38,00
|
25,534291
|
14,36
|
15,68
|
13,18
|
2,166195
|
1:19
|
9,00
|
13,00
|
33,00
|
22,271057
|
15,25
|
18,07
|
11,99
|
5,270028
|
1:49
|
7,00
|
12,00
|
32,00
|
22,912878
|
16,75
|
16,26
|
10,96
|
5,561214
|
2:19
|
7,00
|
12,00
|
29,00
|
19,974984
|
17,16
|
16
|
11,09
|
5,581156
|
2:49
|
7,00
|
12,00
|
31,00
|
21,931712
|
16,3
|
16,13
|
13,05
|
3,168422
|
3:19
|
6,00
|
14,00
|
31,00
|
22,113344
|
15,4
|
15,4
|
9,78
|
5,62
|
3:49
|
7,00
|
12,00
|
27,00
|
18,027756
|
13,46
|
17,18
|
9,72
|
6,460557
|
4:19
|
6,00
|
12,00
|
26,00
|
17,776389
|
15,12
|
16,13
|
10,64
|
5,061156
|
4:49
|
6,00
|
10,00
|
27,00
|
19,313208
|
13,05
|
15,51
|
10,51
|
4,330312
|
5:19
|
9,00
|
11,00
|
29,00
|
19,078784
|
17,95
|
17,76
|
10,49
|
7,366838
|
5:49
|
11,00
|
12,00
|
29,00
|
17,521415
|
16,75
|
19,96
|
13,63
|
5,482126
|
6:19
|
8,00
|
12,00
|
31,00
|
21,283797
|
19,74
|
21,36
|
16,59
|
4,201178
|
6:49
|
10,00
|
15,00
|
38,00
|
25,865034
|
20,64
|
17,47
|
21,11
|
3,429242
|
7:19
|
15,00
|
15,00
|
38,00
|
23
|
23,33
|
18,09
|
17,22
|
5,724797
|
7:49
|
8,00
|
11,00
|
38,00
|
28,618176
|
17,95
|
21,96
|
15,13
|
5,944804
|
8:19
|
9,00
|
17,00
|
38,00
|
25,942244
|
17,87
|
19,57
|
15,22
|
3,797038
|
8:49
|
6,00
|
16,00
|
36,00
|
26,457513
|
18,53
|
15,98
|
15,31
|
2,942771
|
9:19
|
6,00
|
21,00
|
34,00
|
24,269322
|
25,88
|
15,38
|
12,14
|
12,44056
|
9:49
|
6,00
|
15,00
|
36,00
|
26,664583
|
15,18
|
14,31
|
10,58
|
4,2326
|
10:19
|
6,00
|
12,00
|
32,00
|
23,579652
|
14,64
|
14,03
|
16,36
|
2,092773
|
10:49
|
6,00
|
14,00
|
31,00
|
22,113344
|
20,36
|
17,14
|
17,35
|
3,120304
|
11:19
|
6,00
|
15,00
|
27,00
|
18,248288
|
18,84
|
18,67
|
17,86
|
0,907028
|
Tabel
6.2. Perbandingan beban sebelum dan sesudah pelaksanaan penyeimbangan untuk
Line A GT. GYT-AQ
LINE C GYT-AQ
WAKTU
|
Sebelum Penyeimbangan
|
Setelah Penyeimbangan
|
||||||
R
|
S
|
T
|
N
|
R
|
S
|
T
|
N
|
|
11:49
|
41,58
|
65,00
|
41,00
|
23,71532
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
12:19
|
33,15
|
67,00
|
37,00
|
32,098637
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
12:49
|
36,20
|
61,00
|
42,00
|
22,468645
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
13:19
|
33,56
|
66,00
|
41,00
|
29,433885
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
13:49
|
36,95
|
64,00
|
38,00
|
26,540582
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
14:19
|
32,31
|
72,00
|
41,00
|
36,137323
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
14:49
|
31,45
|
69,00
|
40,00
|
34,088891
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
15:19
|
34,16
|
68,00
|
40,00
|
31,330905
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
15:49
|
35,41
|
65,00
|
45,00
|
26,14896
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
16:19
|
34,50
|
66,00
|
42,00
|
28,5
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
16:49
|
34,31
|
62,00
|
43,00
|
24,528068
|
53,61
|
55,27
|
52,02
|
2,8148
|
17:19
|
32,74
|
61,00
|
45,00
|
24,545215
|
54,3
|
55,05
|
40,37
|
14,31974
|
17:49
|
31,47
|
65,00
|
40,00
|
30,182957
|
49,85
|
58,1
|
62,38
|
11,03136
|
18:19
|
40,69
|
74,00
|
51,00
|
29,53686
|
56,81
|
66,79
|
71,5
|
12,99193
|
18:49
|
49,61
|
88,00
|
64,00
|
33,592143
|
60,47
|
66,62
|
77
|
14,47079
|
19:19
|
53,85
|
90,00
|
61,00
|
33,158295
|
70,23
|
65,16
|
77,02
|
10,307
|
19:49
|
53,31
|
87,00
|
66,00
|
29,470767
|
67,45
|
65,69
|
77,19
|
10,72882
|
20:19
|
54,09
|
86,00
|
65,00
|
28,091602
|
62,98
|
59,83
|
77,19
|
16,01899
|
20:49
|
48,58
|
86,00
|
64,00
|
32,573247
|
58,19
|
58,3
|
70,87
|
12,62536
|
21:19
|
57,50
|
90,00
|
63,00
|
30,12889
|
58,96
|
58
|
67,91
|
9,466578
|
21:49
|
50,09
|
86,00
|
60,00
|
32,122704
|
56,36
|
56,11
|
61,72
|
5,489271
|
22:19
|
45,74
|
82,00
|
56,00
|
32,373254
|
55,2
|
52,04
|
62,08
|
8,891614
|
22:49
|
44,13
|
79,00
|
52,00
|
31,676914
|
49,94
|
49,72
|
59,03
|
9,201973
|
23:19
|
43,83
|
75,00
|
49,00
|
28,933526
|
42,33
|
47,72
|
52,19
|
8,551392
|
23:49
|
38,16
|
72,00
|
49,00
|
29,930346
|
46,67
|
47,98
|
56,82
|
9,562536
|
0:19
|
35,54
|
67,00
|
45,00
|
27,957317
|
41,28
|
44,07
|
52,65
|
10,26346
|
0:49
|
31,41
|
62,00
|
46,00
|
26,501096
|
38,29
|
43,17
|
52,5
|
12,50575
|
1:19
|
37,81
|
61,00
|
41,00
|
21,770992
|
38,11
|
41,58
|
46,28
|
7,102105
|
1:49
|
30,51
|
57,00
|
41,00
|
23,105846
|
37,88
|
38,35
|
45,77
|
7,665814
|
2:19
|
29,91
|
56,00
|
37,00
|
23,366174
|
37,1
|
39,53
|
47,27
|
9,198951
|
2:49
|
29,17
|
55,00
|
39,00
|
22,581163
|
38,33
|
37,69
|
47,59
|
9,59602
|
3:19
|
28,44
|
54,00
|
39,00
|
22,246654
|
37,99
|
37,13
|
45,62
|
8,094338
|
3:49
|
27,88
|
53,00
|
38,00
|
21,890966
|
33,8
|
34,91
|
42,18
|
7,883825
|
4:19
|
29,75
|
53,00
|
35,00
|
21,120192
|
31,86
|
39,55
|
41,58
|
8,880749
|
4:49
|
27,07
|
51,00
|
36,00
|
20,945045
|
37,1
|
35,17
|
46,69
|
10,68652
|
5:19
|
30,51
|
52,00
|
37,00
|
19,0911
|
35,45
|
35,9
|
48,15
|
12,48109
|
5:49
|
31,13
|
54,00
|
41,00
|
19,867735
|
44,87
|
42,65
|
50,22
|
6,740022
|
6:19
|
35,54
|
61,00
|
42,00
|
22,923167
|
46,13
|
44,87
|
56,58
|
11,1336
|
6:49
|
35,62
|
65,00
|
46,00
|
25,806286
|
52,9
|
45,77
|
64,1
|
16,00415
|
7:19
|
43,62
|
59,00
|
46,00
|
14,338912
|
54,21
|
43,29
|
46,15
|
9,807895
|
7:49
|
39,64
|
62,00
|
47,00
|
19,737518
|
48,07
|
36,5
|
39,79
|
10,32588
|
8:19
|
38,35
|
61,00
|
40,00
|
21,871728
|
41,85
|
46,52
|
45,92
|
4,400784
|
8:49
|
31,75
|
70,00
|
41,00
|
34,56606
|
47,27
|
48,69
|
48,32
|
1,275892
|
9:19
|
38,50
|
60,00
|
53,00
|
18,99342
|
43,53
|
45,68
|
35,08
|
9,705282
|
9:49
|
39,66
|
56,00
|
48,00
|
14,151876
|
42,61
|
45,45
|
43,9
|
2,462945
|
10:19
|
30,96
|
56,00
|
43,00
|
21,690588
|
36,96
|
40,39
|
39,7
|
3,14234
|
10:49
|
32,48
|
54,00
|
31,00
|
22,29687
|
44,87
|
43,96
|
42,46
|
2,107866
|
11:19
|
34,44
|
55,00
|
40,00
|
18,420467
|
43,34
|
46,09
|
43,04
|
2,911615
|
Tabel 6.3. Perbandingan
beban sebelum dan sesudah pelaksanaan penyeimbangan untuk Line C GT. GYT-AQ
Perbandingan arus netral dibuat dengan mengambil
masing-masing data hasil pengukuran arus netral sebelum dan sesudah pelaksanaan
pekerjaan. Data tersebut dibandingkan pada setiap jam yang sama.
Untuk perbandingan analisa ketidakseimbangan beban
dibuat dengan menghitung ketidakseimbangan beban. Yakni arus netral dibagi
dengan arus terendah pada fasa R, S, dan T.
Perhitungan dilakukan pada tiap
periode yang direkam oleh Power Logger kemudian dibandingkan hasilnya
sebelum dan sesudah pemasangan pada periode yang sama.
Hasilnya dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Gambar 6.5. Perbandingan Arus netral Line A sebelum dan
sesudah pelaksanaan Penyeimbangan beban
Gambar 6.6. Perbandingan ketidakseimbangan beban line A
GYT-AQ sebelum dan sesudah pelaksanaan Penyeimbangan beban
Gambar 6.7. Perbandingan Arus netral Line C sebelum dan
sesudah pelaksanaan Penyeimbangan beban
Gambar 6.8. Perbandingan ketidakseimbangan beban line A
GYT-AQ sebelum dan sesudah pelaksanaan Penyeimbangan beban
Dari
gambar di atas terlihat perubahan yang cukup signifikan dari ketidakseimbangan
beban trafo GYT-AQ.
6.3.7.2.
Tinjauan
Biaya (Kajian Kelayakan Finansial)
Tinjauan
biaya merupakan perbandingan antara
biaya yang dibutuhkan dengan nilai finansial yang dihasilkan dengan menggunakan
metoda penyeimbangan beban trafo ini. Terdiri atas Anggaran Biaya, kWh tidak tersalur yang diselamatkan dan
format KKF untuk mengetahui kelayakannya.
6.3.7.2.1.
Anggaran Biaya
NO
|
NAMA MATERIAL
|
SAT
|
VOLUME
|
HARGA
|
TOTAL
|
SATUAN
|
HARGA
|
||||
(Rp)
|
(Rp)
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
|
|
|
|
|
1
|
Pierching Connector 1 baut
|
|
350
|
5.750
|
2.012.500
|
|
Jumlah
Material Non Distribusi Utama JTR …………..
|
|
|
|
2.012.500
|
|
|
|
|
|
|
|
JASA KONTRUKSI
|
|
|
|
|
1
|
Pengukuran beban gardu sebelum
penyeimbangan
|
GD
|
1
|
63.300
|
63.300
|
2
|
Survey lokasi pembuatan Rayon
Card
|
plg
|
174
|
2.300
|
400.200
|
3
|
Pembuatan Rayon card
|
gbr
|
1
|
63.300
|
63.300
|
4
|
Pengambilan data pemakaian kWh
|
plg
|
174
|
500
|
87.000
|
5
|
Melaksanakan perubahan sadapan
fasa
|
plg
|
174
|
5.400
|
939.600
|
6
|
Pengukuran beban gardu setelah
penyeimbangan
|
GD
|
1
|
63.250
|
63.250
|
|
Jumlah
Jasa ……………………………………………….
|
|
|
|
1.616.650
|
|
|
Jumlah
Anggaran Biaya
|
Rp 3.629.150
|
||
Terbilang : Tiga Juta sembilan
ratus delapan puluh dua ribu
|
Dibulatkan
|
|
Rp 3.620.000
|
||
PPN 10 %
|
|
Rp
362.000
|
|||
|
|
Total
Anggaran Biaya
|
Rp 3.982.000
|
6.3.7.2.2.
Perhitungan kWh tidak tersalur yang
diselamatkan
Perhitungan
kWh tidak tersalur dibuat dengan asumsi beban merata yakni Ploss=½I²Rt (Wh). Nilai arus netral diambil pada setiap
periode pengukuran sehingga faktor beban tidak digunakan. Contoh Arus netral pada jam
18.30 sebelum penyeimbangan sebesar 34 Amp dengan T selama 30 menit.
P = 0,5 x 33,5² x 1,56 x 0,5 =284 wh, nilai perperode ini kemudian dijumlahkan
selama 24 jam. Hasil komulatif dari susut energi sebelum diseimbangkan kemudian
dikurangkan dengan hasil komulatif susut energi setelah diseimbangkan. Nilai
saving sebesar 380 kWh per bulan yang kemudian
digunakan pada Kajian Kelayakan Finansial (KKF).
bagus artikelnya gan.. tpi kok gambarnya gk kliatan ya?
BalasHapusbagus artikel nya gan..izin Copy ya gan..makasih gan
BalasHapusGut
BalasHapus